PROGRAM HAFIZHUL QUR'AN GRATIS

1. LATAR BELAKANG

Memperhatikan kondisi umat saat ini, sungguh sangat menyedihkan. Dari sekitar 6 milyar penduduk dunia, hanya sekitar 20 % nya yang mengaku beragama Islam. Dari sekitar 1,2 milyar penduduk yang mengaku beragama Islam, berapa banyak yang mampu membaca Al-Qur'an. Dari sekian banyak yang mampu membaca Al-Qur'an, berapa prosennnya yang mau membacanya dan berapa prosennya yang hafizh Al-Qur'an. Padahal menghafal Al-Qur'an, hukumnya fardhu kifayah bagi setiap umat Islam.


2. FARDHU KIFAYAH

Sebagaian ulama mengartikan fardhu kifayah adalah jika terdapat sebagaian orang Islam dalam sautu kawasan yang mau mengamalkan, maka umat Islam yang lain terlepas dari dosa, tetapi jika tidak ada yang mau mengamalkan di kawasan tersebut, maka semua umat Islam di kawasan tersebut, maka semua umat Islam di kawasan tersebut berdosa semua. Sekarang berapa banyak dalam setiap kampung/desa yang didiami umat Islam yang bersedia menjadi seorang hafizh.
Diantara contoh fardhu kifayah adalah memandikan, mengkafankan, menyolatkan dan mengekebumikan jenazah.
Sedangkan menurut pendapat K.H. Uzairon At-Thoifurriyah, pengasuh pondok pesantren Al-Fatah, Temboro, Karang Rejo, Magetan mengatakan bahwa pengertian fardhu kifayah tidak sekedar, jika sebagaian umat Islam sudah mengamalkan berarti umat Islam yang lain terlepas dari dosa. Beliau mencotohkan, jika dalam suatu kampung yang meninggal satu orang, maka jika yang mengurus jenazah hanya satu orang, maka sudah dirasa cukup memenuhi. Tetapi jika yang meninggal seratus orang, maka jika yang mengurus jenazahnya hanya satu orang, maka jenazah-jenazah tersebut tentunya akan membusuk, tak terawat. Oleh karena itu untuk mengurus jenazah seratus orang diperlukan lebih dari satu orang atau boleh dikatakan bahwa dibutuhkan tidak hanya diurus oleh satu orang, tetapi berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk merawat jenazah tersebutlah baru boleh dikatakan seratus jenazah akan terurus dengan baik. Dengan uraian di atas, beliau mengambil kesimpulan bahwa pengertian fardhu kifayah adalah tidak hanya sebagian umat Islam yang mengurusi dirasakan cukup, tetapi suatu urusan dinyatakan terpenuhi fardhu kifayahnya, jika orang yang mengurusi/mengamalkan urusan/amalan tersebut dirasakan cukup.
Bagaimana dengan fardhu kifayahnya atas menghafal Al-Qur'an ? Menjaga kemurnian Al-Qur'an dari tangan-tangan jahil yang selalu berupaya menodainya ? Ditengah gelombang dahsyat serangan untuk melumpuhkan umat Islam. Gelombang tersebut begitu besarnya seolah-olah akan mengkaramkan umat Islam dari mengamalkan isi Al-Qur'an.
3. GRATIS
Adapun yang mendasari mengapa pada rubrik program ini dilaksanakan secara gratis,  dikarenakan saya baca di buku Fadhilah Al Qur'an karangan Maulana Muhamad Zakariyya Al Kandhalawi, diterjemahkan Abdurahman, terbitan As shoff, Yogyakarta tertulis, sebagai berikut :
Dari Buraidah R.A., dia berkata bahwa Rasulullah S.A.W bersabda, "Barang siapa yang membaca Al - Qur'an, yang dengannya ia mendapatkan makanan dari manusia, maka ia akan datang pada hari Kiamat sedang mukanya hanya tulang tanpa berdaging" (H.R. Baihaqi).
Jika seseorang membaca Al-Qur'an untuk tujuan keduniaan, maka ia tidak akan memperoleh bagian apa pun di akhirat. Rasulluh SAW bersabda, "Kita membaca Al-Qur'an dan di antara kita ada orang 'ajam dan orang Arab. Bacalah terus seperti engkau membaca sekarang. Tidak lama lagi akan datang suatu jamaah yang akan meluruskan setiap bacaan huruf, sebagaimana mereka meluruskan anak-anak panah mereka, yaitu mereka betul-betul memperbaiki makhraj setiap huruf, dengan bersungguh-sungguh mereka memperbagus suara dan makhraj mereka, tetapi semuanya itu mereka lakukan hanya untuk tujuan keduniaan. Sangat sedikit di antara mereka yang benar-benar untuk mencari akhirat."
Maksudnya, jika hanya dengan suara bagus tetapi tidak diiringi dengan keikhlasan hati dan tujuannya adalah untuk mencari keduniaan, maka tidak akan memperoleh apa-apa. Adapun yang dimaksud dengan wajah yang tak berdaging adalah jika sesuatu yang paling mulia (yakni Al-Qur'an) digunakan untuk mencari sesuatu yang hina, maka anggota badan yang paling mulia, yakni muka, akan kehilangan kecantikannya.
Imran bin Hasin R.A. melewati seorang penceramah agama. Setelah penceramah tersebut membacakan beberapa ayat Al-Qur'an ia pun meminta-minta kepada orang yang hadir. Melihat hal tersebut beliau langsung membaca Inna lillahi wa inna ilaihi roji'un, kemudian beliau berkata, "Aku mendengar Rasulullah S.A.W bersabda, "Seseorang yang membaca Al-Qur'an jika menginginkan sesuatu, maka mintalah hanya kepada Alloh. Tidak lama lagi akan datang suatu kaum, setelah mereka membaca Al-Qur'an, mereka meminta-minta kepada manusia."
Ulama mengatakan jika seseorang mencari keuntungan dunia melalui agama, maka permisalannya adalah seperti orang yang membersihkan sandalnya dengan pipinya sendiri. Memang tidak bisa dibantah bahwa sandal itu akan menjadi bersih, tetapi hal itu merupakan pekerjaan yang bodoh. Mereke itulah orang-orang yang disebutkan dalam Al-Qur'an :
"Mereka itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk" (Al Baqoroh/2:16)
Ubay bin Ka'ab berkata, "Suatu ketika aku mengajarkan Al-Qur'an kepada seseorang, kemudian ia menghadiahkan kepadaku sebatang busur anak panah. Hal itu aku ceritakan kepada Rasulullah S.A.W., maka Rasulullah SAW bersabda, 'Engkau telah menggantungkan kalung dari api neraka di lehermu."" Dalam riwayat yang lain Rasulullah S.A.W bersabda, "Jika engkau mau mengkalungkan kalung api neraka di lehermu, maka ambillah."
Sampai di sini teguran kepada para hafizh Al-Qur'an, berkhidmat bekerja di sekolah-sekolah hanya untuk tujuan keduniaan. Dengan penuh kesopanan saya ingin mengingatkan kepada para hafizh, hendaklah disadari bahwa ini adalah menjadi tanggung jawab kita. Karena niat kita yang tidak baik menyebabkan pendidikan Al-Qur'an dan penghafalannya menjadi terhalang. Meskipun secara langsung kita tidak berbuat demikian, tetapi dengan niat seperti itu kita dimasukkan ke dalam golongan orang-orang yang menghalangi perkembangan pendidikan Al-Qur'an.
Kita memahami bahwa diri kita adalah penyebar Al-Qur'an, tetapi pada hakikatnya kita adalah sebagai penghalang dalam menyebarkan Al-Qur'an, yakni jika akhlak kita tidak baik, dan jika niat kita buruk. Ulama telah melarang kita dari menerima upah dalam mengajar Al-Qur'an, karena upah bukan merupakan tujuan yang sebenarnya. Tujuan yang sebenarnya hanyalah mengajarkan dan menyebarkan ilmu serta Al-Qur'an yang mulia. Tidak baik mengambil upah dari pekerjaan seperti itu, kecuali apabila kita benar-benar memerlukannya dalam keadaan darurat.
4. SYARAT-SYARAT
Adapun yang berminat mengikuti program ini, diharapkan memenuhi persyaratan, sbb :
5. DIMANA
Bagi para akhwat/muslimah yang berminat mengikuti program ini, silahkan menghubungi :
Ahliyah Yahya,
Jl. Pembangunan III No. 18,
Karang Anyar RT 03/RW 01, Batu Ceper,
Tangerang 15121
Telp. (021) 55770553
E-mail : yahya@masif.wasantara.net.id atau yahya@gpi.wasantara.net.id
https://wirdah.tripod.com/wirdah.htm

Sedangkan bagi para ikhwan/muslimin yang berminat mengikuti program ini, silahkan menghubungi :
Ponpes Muchlisun,
Karang Geneng, Payaman, Magelang, Jateng.
atau
Ponpes "Al Jaelani"
Gunung Batu, Parung, Bogor, Jabar.
Telp. 021-7364471-7363051.

back